Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KEMAMPUAN MENDENGARKAN DENGAN EMPATI


 

Mendengarkan adalah menyangkut penerimaan rangsangan, kata menerima menegaskan bahwa seseorang menyerap rangsangan dan memprosesnya dengan cara tertentu. Mendengarkan menurut Floyd adalah proses aktif dalam memberikan makna dari pesan yang dibicarakan seseorang. Mendengarkan tidak bekerja secara otomatis, namun merupakan sebuah proses yang mencakup perhatian selektif dan pemaknaan. Dalam proses mendengarkan diperlukan konsentrasi yang tinggi dan perhatian terhadap pesan yang disampaikan, karena tidak hanya menerima pesan tetapi juga harus memahami isi pesan yang disampaikan oleh lawan bicara. Jadi mendengarkan tidak semudah yang dibayangkan.

Keterampilan mendengarakan secara efektif dalam komunikasi interpersonal tidak hanya memperlancar komunikasi tetapi juga memberi efek yang positif terhadap hubungan di dalamnya. Bahkan kemampuan mendengar menjadi penting dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk berbagai aspek kehidupan manusia. Mendengarkan dengan baik mempengaruhi hubungan dengan orang lain. Kita harus mendengarkan secara seksama agar tidak menerima pesan yang rancu dan salah persepsi yang berakibat salah memahami apa yang dibicarakan oleh si lawan bicara.

-       Tahapan Keterampilan Mendengarkan

1.     Hearing (mendengarkan)

Hearing merupakan proses fisiologis dari penerima rangsangan. Kita tidak dapat melakukan listening tanpa proses hearing terlebih dahulu, tetapi kita mungkin saja melakukan hearing tanpa benar-benar mendengarkan (listening) apa yang seseorang katakan.

2.     Understanding (Memahami)

Di tahap ini, kita berusaha untuk mengerti dan memahami apa yang disampaikan oleh orang lain, baik pikiran maupun intonasi penyampaian pesan yang mewakili emosi. Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika sedang memahami, yaitu:

a. Menghubungkan informasi terbaru dari si pembicara dengan apa yang terjadi saat ini di faktanya. b. Pertanyaan untuk mengklarifikasi.

c. Mengubah kalimat komunikator menjadi kalimat sendiri yang lebih mudah dipahami.

d. Memahami pesan komunikator dari inti pesan yang disampaikan.

 

3.     Remembering (Mengingat)

Selain mendengarkan manusia juga memerlukan adanya ingatan, untuk mengingat pesan yang telah disampaikan. Pesan perlu diingat agar kita tidak keliru ataupu rancu.

4.     Interpreting (Mengartikan)

Proses ini terdiri dari dua bagian yaitu pertama, memperhatikan segala perilaku verbal dan non verbal orang yang berbicara sehingga kita dapat mentapkan arti dari pesan yang dikatakan orang tersebut. Kedua, memberikan sinyal bagaimana kira mengartikan pesan dari orang itu.

 

5.     Evaluating (Mengevaluasi)

Evaluasi berarti kesimpulan. Seringkali evaluasi terjadi dalam keadaan tidak sadar atau muncul secara alami dalam bentuk kritik atau analisis. Evaluasi merupakan upaya untuk menyamakan pesan dengan realitas dan fakta yang terjadi.

6.     Responding

Proses dimana kita memberikan tanggapan kepada lawan bicara. Terdapat dua fase dalam tahapan ini, pertama respons yang ditunjukkan ketika orang tersebut masih berbicara, misalnya tersenyum, menganggukkan kepala atau mengertukan dahi. Kedua, respon yang diberikan setelah orang tersebut selesai berbicara, misal dengan mengajukan pertanyaan klarifikasi, memberi saran atau kritik.

Empati juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan, pikiran, serta pengalaman orang lain tanpa harus mengalaminya sendiri. Dalam praktiknya, empati melibatkan pemahaman yang mendalam tentang emosi serta sudut pandang orang lain sehingga Anda bisa merasakan hal yang sama. Orang-orang yang berempati tinggi pada umumnya juga akan memiliki kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial yang tinggi. Empati juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan, pikiran, serta pengalaman orang lain tanpa harus mengalaminya sendiri. Dalam praktiknya, empati melibatkan pemahaman yang mendalam tentang emosi serta sudut pandang orang lain sehingga Anda bisa merasakan hal yang sama. Orang-orang yang berempati tinggi pada umumnya juga akan memiliki kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial yang tinggi.

Tips mendengarkan dengan empati:

-       Tidak Menghakimi

Ini sungguh tidak mudah, namun melupakan sejenak pendapat pribadi Anda atas orang yang Anda dengarkan dapat membebaskan diri Anda untuk lebih fokus pada sudut pandang orang tersebut. Menerima sudut pandang dan emosi seseorang akan membantu Anda menolong mereka. Hal ini tidak berarti Anda setuju semua hal yang dikatakannya. Tujuan dari sikap ini adalah untuk menunjukkan bahwa Anda peduli padanya bahwa mereka layak didengarkan. Bahwa ia penting.

-       Pusatkan Perhatian

Abaikan gangguan/distraksi. Pastikan waktu Anda saat ini sepenuhnya didedikasikan untuk mendengar apa yang dia ungkapkan, dan pastikan bahwa tidak ada komputer, handphone atau benda lain di antara diri Anda dan dirinya. Berikan fokus sepenuhnya dan tunjukkan respek/sikap menghargai, dan biasanya seseorang akan lebih bersikap tenang bila ia tahu bahwa dirinya merasa dihargai.

-       Dengarkan dengan Cermat (pada Perasaan dan Fakta)

Cermati kata demi kata atau lihat dalam pandangan kontekstual yang lebih luas dari orang itu dalam situasi spesifik. Perhatikan nada bicara, bahasa tubuh, dan petunjuk lainnya dibalik kata-kata yang diucapkan untuk dapat melihat ke nilai perasaan di dalamnya. Kim Warchol menggambarkan Empathic Listening dengan mengatakan, “Dengar dengan telinga, mata dan hatimu.”

 

Posting Komentar untuk "KEMAMPUAN MENDENGARKAN DENGAN EMPATI"