Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MEWUJUDKAN MODERASI BERAGAMA


 

Mazmur 133 menulis tentang alangkah indahnya jika saudara-saudara duduk berkumpul bersama. Tafsiran terhadap teks ini beragam, khususnya akan diarahkan secara eksklusif pada persekutuan antar umat Kristen saudara-saudara seiman. Namun demikian kita dapat menarik benang merah dalam kaitannya dengan saudara sebangsa bahkan sesame manusia sebagai saudara yang dapat duduk bersama dan saling berbagi. Hukum utama yang diajarkan Yesus dalam Injil Matius dan Injil-Injil synopsis mengenai hukum kasih dapat dijabarkan dalam kaitannya dengan moderasi beragama.

Prinsip-prinsip moderasi beragama: keadilan, toleransi, hidup damai dan solidaritas merupakan ajaran utama dalam iman Kristen Efesus.4:31-32. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.

Orang beriman telah menikmati anugerah kasih dan pengampunan Allah dalam Yesus Kristus oleh karena itu wajib bersikap ramah, berpikir positif, melakukan kebaikan, menghindari pertikaian dan fitnah dengan sesama. Ramah kepada orang yang kita kenal adalah hal yang umum, dan tidak terlalu sulit melaksanakannya. Setiap kita berjumpa dengan orang yang kita kenal pastilah kita menegur sapanya dan ngobrol dan berkelakar dengannya, ramah terhadap yang lain adalah sesuatu di luar kebiasaan umum.

Apakah yang dimaksud dengan ramah terhadap yang lain dalam nas hari ini? Pertama, harus penuh kasih mesra. Kasih mesra itu artinya kasih kita harus memiliki daya tahan (ay 31,34). Tuhan Yesus sudah memberi teladan bagaimana kasih-Nya yang tidak goyah, walau Ia dikhianati, disangkali, ditinggalkan dan menghadapi tantangan-Nya sendiri. Kasih mesra itu adalah kasih yang harus dipraktikkan bukan sekedar teori. Bagi Yesus, kasih tidak cukup hanya diajarkan, dijadikan symbol, slogan atau wacana semata. 

Tetapi harus melekat dalam gaya hidup kita, sehingga menjadi ciri khas setiap murid-murid-Nya. Kasih mesra itu juga adalah kasih yang harus menjadi identitas orang percaya. Orang lain dapat mengenal kita sebagai murid Tuhan, bukan karena warna/model pakaian yang kita pakai, bukan hanya sekedar ibadah minggu yang setia kita hadiri. Bukan hanya sekedar kata-kata yang berbau agama yang kita lontarkan, bukan hanya dari berapa banyak ayat Alkitab yang rajin kita kutip dan hafalkan. Bukan pula dari jabatan yang kita sandang dalam gereja. Identitas seorang murid Kristus diukur dari bagaimana relasi yang penuh kasih mesra dengan Tuhan dan sesama.

Kedua, saling mengampuni. Pengampunan adalah kunci bagi semua hubungan yang sehat, kuat, dan yang kekal abadi. Itulah sebabnya kita harus paham betapa pentingnya mengampuni, Yesus berkata, sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. 

Mungkin kita telah memutuskan untuk tidak memaafkan seorang yang telah bersalah kepada kita. Tebak siapa yang akan terluka? Kita sendiri. Menyimpan kebencian dan tidak mengampuni akan merugikan kita, lebih dari orang yang tak mau kita maafkan tersebut. Jika kita ingin menjadi sehat dan bersemangat secara rohani, maka kita perlu belajar untuk mengampuni.

Yesus mengajarkan kita untuk berdoa, dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Kita mungkin berpikir jika mereka tak pantas mendapat pengampunan dari kita. Bagaimana dengan kita? Bagaimana dengan saya? Kita semua tak layak mendapat pengampunan dari Allah. 

Pengampunan kita tidak bergantung pada mau atau tidaknya kita memaafkan orang lain, tetapi mengampuni orang lain haruslah atas dasar pengampunan Allah yang murah kasih dan murah hati atas kita. Pengampunan yang diberikan kepada kita oleh Kristus ialah atas kebaikan-Nya dan kematian-Nya dan kasih-Nya untuk kita. Bila kita sudah mengetahui apa yang telah Kristus lakukan buat kita, maka kita harus mengampuni orang lain.

Alkitab mengatakan, Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu. Orang-orang yang telah diampuni harus mengampuni orang lain, karena itu jika kita ingin menjadi orang yang sehat dan bersemangat secara rohani, maka kita harus belajar untuk mengampuni.

Posting Komentar untuk "MEWUJUDKAN MODERASI BERAGAMA"