Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MASALAH DAPAT MENJADI TIDAK MASALAH


 

Pada suatu pernikahan di Kana, tuan rumah mengalami masalah yang dapat mempermalukannya yaitu kehabisan air anggur untuk para tamunya. Hal ini diketahui oleh Maria, ibu Yesus, kemudian dia mendatangi anaknya yang sudah dewasa yang juga diundang dengan para murid-Nya. Lalu ibu Yesus berkata mereka kehabisan anggur, jawab Yesus pada ibu-Nya, mau apakah engkau dari pada-Ku ibu? Saat-Ku belum tiba. Tetapi ibu Maria ini tetap pergi ke pelayan-pelayan, sambil berkata mengingatkan pada mereka, apa yang dikatakan kepadamu buatlah itu, sambil menunjuk kepada Yesus anaknya. Maria melihat, masalah muncul ketika air anggur habis, maka dia meminta anaknya mengatasinya dengan berbuat sesuatu, sebelum menjadi masalah yang lebih besar dengan tersiarnya berita tentang hal itu.

Lalu Yesus mendatangi para pelayan dan menyuruh mereka mengisi tempayan-tempayan dengan air, setelah itu meminta untuk mencedoknya dan memberikan pada para tamu. Ternyata air itu telah berubah menjadi anggur, bahkan lebih baik dari pada anggur sebelumnya yang telah di hidangkan. Kehadiran-Nya menyelamatkan pernikahan itu dari masalah yang ada, sekaligus mengubah masalah menjadi berkat, air diubah-Nya menjadi anggur. Dengan mujizat yang diperbuat-Nya, para tamu menjadi terheran-heran, sehingga tuan rumah merasa bangga akan kenikmatannya. Kehadiran Yesus adalah sosok yang tepat untuk mengubah setiap masalah yang ada menjadi berkat.

Di mana saja keberadaan-Nya selalu memberikan keajaiban dan berkat bagi mereka yang berjumpa dengan-Nya. Permintaan ibu-Nya dikabulkan, karena demikian eratnya hubungan mereka sebagai ibu dan anak. Ia pernah mengatakan bahwa siapa yang melakukan kehendak Bapa-Nya, maka dia dianggap sebagai ibu-Nya jika seorang wanita, dan saudara-Nya jika sebaya dengan-Nya. Ketika Ia berkata saatku belum tiba, memang Ia adalah Tuhan yang sangat memperhatikan perkawinan, tetapi bukan karena alasan demikian, sehingga Ia bertindak melanggar waktu yang sudah ditetapkannya. Pada saat itu Yesus baru mempunyai dan memanggil beberapa murid, mereka mau menjadi murid-Nya karena di panggil dan percaya bahwa Ia adalah Mesias.

Dan pada saat itu juga, Yesus belum dikenal orang, sehingga apabila Ia menyuruh seseorang untuk melakukan seperti apa yang dikatakan-Nya, belum tentu orang tersebut mau menuruti-Nya. Oleh karena itu Maria mengetahui apa yang harus diperbuatnya, ketika Ia berkata saat – Ku belum tiba. Maria langsung pergi kepada para pelayan dan bertindak sebagai penginjil, untuk mengingatkan dan menegaskan agar para pelayan mau menjadi hamba dan menuruti apa yang hendak di katakana anaknya kepada mereka. Setelah itu barulah Yesus bertindak dan pergi kepada para pelayan serta menyuruh mereka melakukan sesuai dengan kehendak-Nya.

Seandainya sebelumnya para pelayan tidak dipersiapkan oleh Maria untuk menuruti apa kata anaknya, tentunya para pelayan akan sukar sekali menuruti perintah Yesus yang kedengaran aneh. Apalagi mencedok air dan menuangkan ke dalam gelas para tamu terhormat, apa jadinya?. Maka saat-Ku belum tiba, menjadi sudah tiba karena mereka siap menuruti-Nya. Saat-Ku belum tiba!, mengapa saat Tuhan belum tiba?. Karena belum ada hati seorang hamba yang mau menuruti perintah-Nya, apalagi Ia belum terkenal dan mujizat itu adalah mujizat pertama kali yang dilakukan-Nya.

Setelah ibu Maria menjadi pengkhotbah yang mempersiapkan hati seorang hamba bagi para pelayan, maka saat-Ku belum tiba menjadi saat-Ku sudah tiba. Bicara saat-Ku, juga berbicara mengenai waktu yang memerlukan suatu kedisplinan waktu, komitmen yang tinggi dan tanggung jawab. Karena indah pada waktunya menyangkut persiapan kita sebagai penerima berkat itu sendiri. Kata indah pada waktunya menunjuk kepada dua belah pihak yang siap untuk memberi dan menerima berkat bahkan siap untuk dipercaya. TUHAN MEMBERKATI.

Posting Komentar untuk "MASALAH DAPAT MENJADI TIDAK MASALAH"