MENGUCAP SYUKUR
Mengucap syukur
adalah sikap hati yang selalu berterima kasih kepada Tuhan atas segala sesuatu
yang kita alami dalam hidup. Syukur bukan hanya tentang berkata “terima kasih,”
tetapi tentang menyadari bahwa semua yang kita miliki berasal dari Tuhan.
Alkitab dengan jelas berkata dalam 1 Tesalonika 5:18, “Mengucap syukurlah
dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus
bagi kamu.” Itu berarti, apa pun keadaan kita—susah atau senang, banyak
atau sedikit—kita tetap diajak untuk bersyukur.
Setiap hari
sebenarnya ada banyak alasan untuk bersyukur. Mulai dari hal-hal sederhana yang
sering kita anggap biasa. Misalnya, kita bisa bangun pagi karena masih diberi
nafas kehidupan. Kita bisa merasakan hangatnya matahari, mendengar kicauan
burung, atau melihat indahnya pelangi setelah hujan. Kita bisa makan dengan
cukup, punya keluarga yang menyayangi, teman-teman yang menemani, dan
kesempatan untuk belajar di sekolah. Semua hal ini bukan kebetulan, tetapi
berkat yang Tuhan sediakan untuk kita. Banyak orang di luar sana mungkin tidak
seberuntung kita, sehingga seharusnya kita tidak mudah mengeluh, melainkan
belajar mengucap syukur.
Mengucap syukur
bukan berarti kita menolak perasaan sedih atau pura-pura semuanya baik-baik
saja. Terkadang kita memang mengalami masalah—mungkin nilai ulangan kurang
bagus, bertengkar dengan teman, atau sakit sehingga tidak bisa bermain. Namun,
justru di situlah kita diajak belajar untuk tetap bersyukur. Bersyukur bukan
karena masalah itu enak, tetapi karena kita percaya Tuhan punya rencana yang
indah di balik semua hal yang kita alami. Dengan bersyukur, hati kita menjadi
lebih kuat, sabar, dan tetap penuh sukacita.
Yesus sendiri
memberi teladan bagaimana hidup penuh syukur. Sebelum Ia memberi makan lima
ribu orang dengan lima roti dan dua ikan, Yesus lebih dulu mengucap syukur
kepada Bapa di surga (Yohanes 6:11). Padahal makanan yang tersedia sangat
sedikit dibanding jumlah orang yang harus diberi makan, tetapi Yesus tetap
mengucap syukur. Dari situ kita belajar bahwa bersyukur bukan tergantung pada
seberapa banyak yang kita punya, melainkan seberapa besar kita percaya pada
Tuhan. Bahkan ketika Yesus hampir menghadapi salib, Ia tetap berdoa dengan hati
yang penuh syukur karena tahu bahwa rencana Allah adalah yang terbaik.
Mengucap syukur
bisa kita tunjukkan dengan berbagai cara. Pertama, melalui doa. Setiap kali
kita berdoa, jangan hanya meminta ini dan itu, tetapi juga ucapkan terima kasih
atas segala berkat Tuhan. Kedua, melalui pujian. Saat kita menyanyi memuji
Tuhan, kita sedang mengekspresikan syukur dengan sukacita. Ketiga, melalui
perbuatan. Misalnya, rajin belajar sebagai tanda syukur atas kesempatan
sekolah, membantu orang tua sebagai tanda syukur atas keluarga, atau berbagi
dengan teman yang membutuhkan sebagai tanda syukur karena kita sudah diberkati.
Jadi, mengucap syukur bukan hanya perkataan, tetapi juga gaya hidup.
Mengapa mengucap
syukur itu penting? Karena orang yang bersyukur akan lebih mudah bahagia. Ia
tidak fokus pada apa yang kurang, tetapi melihat apa yang sudah Tuhan beri.
Orang yang bersyukur juga lebih rendah hati, sebab ia sadar semua yang dimiliki
hanyalah pemberian Tuhan, bukan semata-mata hasil usaha sendiri. Sebaliknya,
orang yang tidak bersyukur akan mudah iri hati, cemburu, atau merasa tidak
pernah puas. Jadi, hati yang penuh syukur membuat hidup kita lebih indah,
damai, dan penuh sukacita.
Mengucap syukur
juga membawa kita semakin dekat kepada Tuhan. Saat kita terbiasa mengucap
syukur, kita sedang membangun hubungan yang baik dengan-Nya, sebab kita
menunjukkan bahwa kita menghargai semua kebaikan-Nya. Tuhan sangat senang
melihat anak-anak-Nya hidup dengan hati yang bersyukur. Bahkan, Mazmur 100:4
berkata, “Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke
dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian; bersyukurlah kepada-Nya, dan pujilah
nama-Nya.”
Sebagai anak-anak
Tuhan, mari kita belajar mengucap syukur dalam segala hal. Saat kita sehat,
bersyukurlah. Saat kita sakit, tetap bersyukur karena Tuhan memberi kesempatan
untuk beristirahat. Saat kita mendapat nilai bagus, bersyukurlah. Saat nilai
kita kurang, tetap bersyukur karena kita masih bisa belajar dan memperbaikinya.
Saat kita bersama teman, bersyukurlah. Saat kita sendirian, tetap bersyukur
karena Tuhan selalu ada bersama kita. Dengan hidup penuh syukur, kita akan
menjadi anak-anak Tuhan yang kuat, rendah hati, dan selalu membawa sukacita
bagi orang lain.

Posting Komentar untuk "MENGUCAP SYUKUR"