SOLIDARITAS DALAM MASYARAKAT MAJEMUK
Dalam Masyarakat multikultur orang-orang hidup berdampingan satu sama lain dalam suasana toleransi dan menghargai berbagai perbedaan yang ada. Berbagai perbedaan menyangkut adat, kebiasaan, kesenian, pakaian adat, musik, tari. Tidak ada satu kelompok Masyarakat pun yang tersubordinasi atau direndahkan. Semua perbedaan memperoleh tempat dalam Masyarakat multikultur.
Orang-orang saling beradaptasi
dan belajar dari berbagai perbedaan yang ada, mereka bertumbuh bersama dan
berubah bersama menjadi lebih baik dalam rangka memperjuangkan kebersamaan,
keadilan dan pemerataan di berbagai bidang kehidupan. Struktur sosial dan
interaksi sehari-hari ditentukan oleh keadilan, kebersamaan, rasa hormat,
kesetaraan, pemahaman, penerimaan, kebebasan, keragaman, mengadakan berbagai
upaya perdamaian serta mengadakan berbagai perayaan secara bersama-sama.
Dalam istilah atau
pengertian multikulturalisme ada tuntutan untuk menerima serta memperlakukan
semua orang di dalam berbagai perbedaannya sebagai manusia yang bermartabat dan
makhluk mulia ciptaan Tuhan. Ada prinsip keadilan dan persamaan yang erat kaitannya
dengan hak asasi manusia. Mengapa demikian? Pada mulanya sejak zaman
kolonialisme terjadi penindasan terhadap suku, bangsa dan budaya Masyarakat
tertentu. Ada bangsa dan budaya tertentu yang menjadi begitu superior dan
berkuasa dan mereka cenderung menolak serta menindas suku, bangsa dan budaya
lain bahkan agama lain.
Setelah zaman
kolonialisme berakhir pun suku, bangsa, budaya maupun agama mayoritas masih
menjalankan praktik penindasan dan pengabaian terhadap kaum minoritas maupun
yang dipandang lebih rendah dari mereka yang berkuasa. Bahkan sampai dengan
saat ini kita dapat membaca berbagai informasi, melihat maupun menonton di
media elektronik bahwa masih ada orang-orang dari kelompok tertentu yang
diperlukan secara tidak adil maupun susah memperoleh akses ke berbagai bidang
kehidupan.
Dalam Masyarakat multikultur, interaksi sesama manusia cukup tinggi intensitasnya, sehingga kemampuan sosial warga Masyarakat dalam berinteraksi antar manusia perlu dimiliki setiap anggota masyarakat. Kemampuan tersebut menurut Curtis, mencakup tiga wilayah yaitu: Kerjasama dan penyelesaian konflik, keramahan, perhatian. Keragaman suku, ras, agama, perbedaan bahasa dan nilai-nilai hidup yang terjadi di Indonesia sering berujung pada konflik.
Konflik di Masyarakat yang bersumber
pada kekerasan antar kelompok betapa rentannya rasa kebersamaan yang dibangun
dalam Negara-Bangsa Indonesia, betapa kentalnya prasangka antar kelompok dan
betapa rendahnya saling pengertian antar kelompok.
Konflik berbasis kekerasan di Indonesia seringkali berakhir menjadi bencana kemanusiaan yang cenderung berkembang dan meluas baik dari jenis maupun pelakunya. Hal ini yang menjadikan proses penanganan konflik membutuhkan waktu lama dengan kerugian sosial, ekonomi, dan politik yang luar biasa. Berdasarkan masalah-masalah yang datang silih berganti ini, Indonesia bisa masuk dalam situasi darurat kompleks.
Konflik dan kekerasan sudah masuk dalam berbagai lingkungan Masyarakat. Factor
pemicu tindak kekerasan yang selama ini terjadi seringkali merupakan muara
terjadinya konflik yang tertangani secara keliru. Konflik telah mencapai titik
kekerasan dapat dipastikan karena konflik telah tertangani secara keliru atau
konflik telah diabaikan.
Dalam konteks
kemasyarakatan, pengendalian terhadap perilaku konflik ada yang dilakukan
secara ketat tetapi ada pula yang mengembangkan pendekatan edukatif. Sebagai
contoh, dalam dunia Pendidikan terhadap tiga pendekatan edukatif yang umum
diterapkan untuk mengatasi konflik pelajar yaitu: Pendidikan damai yang
diintegrasikan dengan kurikulum sekolah, Latihan penyelesaian konflik secara
konstruktif dan mediasi dan negoisasi oleh teman sebaya. Model penyelesaian
konflik tersebut efektif, di antaranya dapat meningkatkan pengetahuan pelajar
dalam menyelesaikan konflik secara konstruktif, lebih bersikap prososial, dan
dapat menghindari sebagai korban dari tindak kekerasan.

Posting Komentar untuk "SOLIDARITAS DALAM MASYARAKAT MAJEMUK"